Kamis, 10 Januari 2013

Senin, 31 Januari 2011

Orang berilmu lebih baik daripada orang kurang ilmu


Setiap orang memiliki kebutuhan terhadap wawasan dan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang menjadi kebutuhan manusia terdiri dari dua, yaitu ilmu pengetahuan tentang duniawi dan ilmu pengetahuan tentang ukhrowi atau akhirat. Ilmu pengetahuanlah yang menjadikan manusia dapat menjalani kehidupan dengan baik dan teratur. Apa tujuan dari adanya ilmu pengetahuan dan penerapannya? Tujuan dari penerapan semua ilmu pengetahuan adalah untuk meraih keselamatan dunia dan akhirat. Alangkah mulianya orang yang memiliki ilmu pengetahuan. Allah telah menjamin kemuliaan dan derajat bagi 'Alim atau orang yang berilmu dibandingkan dengan orang yang tidak berilmu.
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan" (al-Mujaadilah: 11).
Secara manusiawi, otak manusia akan senantiasa haus akan ilmu pengetahuan. Namun, mengapa jumlah orang yang berilmu tidak lebih banyak dari yang kurang berilmu? Itu karena manusia memiliki nafsu. Rasa malas dan bosan dalam mencari ilmu merupakan nafsu yang akan senantiasa mengiringi. Selain itu, peran aktif setan dalam menyukseskan kemalasan manusia sangatlah besar. Setan sangat ingin agar seluruh manusia berada dalam kebodohan. Tujuannya adalah agar manusia semakin mudah diajak kepada kesesatan. Na'udzubillaah.
Sungguh besar kemuliaan orang yang berilmu. Tetapi masih ada lagi kemuliaan dan kebaikan dari orang yang berilmu. Bukan hanya memiliki ilmu pengetahuan luas saja, melainkan dirinya mau dan dapat menyampaikan ilmu tersebut kepada orang lain. Inilah hakikat manusia yang yanfa'u lighairihi atau bermanfaat bagi orang lain. Seperti sabda Rasulullah SAW. dalam sebuah hadits sebagai berikut :
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain”. (dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343).
Subhaanallaah...luar biasa bukan?
Oleh karena itu, selama kita merasa memiliki ilmu pengetahuan - sekecil apapun itu - jangan pelit untuk menyampaikannya kepada orang lain. Sampaikanlah dengan harapan mengajarkan suatu kebaikan, dengan niat dan cara yang baik. Insyaallah kemuliaan akan senantiasa mengiringi orang-orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan dan kebaikan.
Sumber :
- Syaamil Al Quran
- http://fadilahamal.blogspot.com/2007/09/orang-orang-yang-didoakan-oleh-malaikat.html

- gambar http://www.google.co.id/imglanding?q=guru+ngaji&um=1&hl=id&client=firefox-a&sa=N&rls=org.mozilla:en-US:official&biw=1216&bih=558&tbs=isch:1&tbnid=IN-6IuwbOdxOOM:&imgrefurl=http://www.kfsemarang.com/%253Fq%253Dnode/385&imgurl=http://www.kfsemarang.com/files/images/useruploads/DSC_3988.jpg&ei=UaBHTfmdM4LNrQfO9eSXBA&zoom=1&w=332&h=500

Selasa, 20 Juli 2010

akhlak yang baik


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari Kiamat melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang suka berbicara keji dan kotor."
[HR. At-Tirmidzi (no. 2002) dan Ibnu Hibban (no. 1920, al-Mawaarid), dari Sahabat Abu Darda’ Radhiyallahu ‘anhu. At-Tirmidzi berkata: "Hadits ini hasan shahih." Lafazh ini milik at-Tirmidzi, lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 876)].


Senin, 20 Juli 2009

Bicara yang baik atau diam


Dari Abu Hurairoh rodhiallohu ‘anhu, sesungguhnya Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam. Dan barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Sumber
http://opi.110mb.com/

Jumat, 17 Juli 2009

Taubat


Hadis riwayat Abu Hurairah ra: Dari Nabi saw. tentang yang beliau riwayatkan dari Tuhannya, beliau bersabda: Seorang hamba melakukan satu perbuatan dosa lalu berdoa: "Ya Allah, ampunilah dosaku". Allah Taala berfirman: Hamba-Ku telah berbuat dosa dan dia mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa atau akan menghukum karena dosa itu. Kemudian orang itu mengulangi perbuatan dosa, lalu berdoa lagi: Wahai Tuhan-ku, ampunilah dosaku. Allah Taala berfirman: Hamba-Ku telah berbuat dosa dan dia mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa atau menyiksa karena dosa itu. Kemudian orang itu melakukan dosa lagi, lalu berdoa: Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku. Allah Taala berfirman: Hamba-Ku telah berbuat dosa dan dia mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa atau menghukum karena dosa itu serta berbuatlah sesukamu, karena Aku benar-benar telah mengampunimu. Abdul A`la berkata: Aku tidak mengetahui apakah Allah berfirman "berbuatlah sesukamu" pada yang ketiga kali atau keempat kali. (Shahih Muslim No.4953)

Sumber: http://opi.110mb.com/